Siang itu, setelah Meghan selesai berenang di dalam kolam renang. Hun menghampirinya dan memberitahu bahwa seseorang yang tak lain adalah Julian datang, awalnya Meghan merasa kesal. Karena sebelumnya Meghan sudah meminta kepada Hun bahwa dirinya bersedia menemui Julian setelah urusannya beres, Meghan pun mengijinkan Julian untuk masuk dan berbincang di area Kolam renang.
Sesampainya Julian di tempat yang di persilahkan oleh Hun, mata Julian seakan membola saat melihat Meghan yang baru saja naik dari bawah kolam renang. Ia memakai bikini hingga membuat tubuh seksi nya terlihat sangat aduhai, dengan santainya Meghan menghampiri Julian.
Hun memakaikannya kimono di tubuh Meghan, Julian terlihat menundukkan kepalanya.
"Gak usah malu-malu! Tubuh aku udah di pampang dimana aja! Lagian gak usah munafik, semua lelaki pasti mau lihat tubuh sebagus tubuh aku!" Kalimat Meghan terasa memekik Julian, Julian hanya membalas ucapan Meghan dengan senyuman di bibirnya.
"Mm, Maaf Nyonya Meghan. Saya kesini mau ..."
"Mau mewawancarai saya kan?" Tanya Meghan, Julian mengangguk pelan.
"Saya sudah tahu, Manager saya juga kan sudah berbicara. Oh iya, dia Hun. Dia manager kedua saya dan orang kepercayaan saya, mengenai waktu dan tempat nanti kamu obrolin aja berdua. Yang jelas untuk hari ini saya gak bisa!" Ucap Meghan tegas, kerutan di dahi Julian terlihat jelas. Baru saja Julian mendengar Hun bilang kalau Meghan sudah bersedia di wawancarai.
"Tapi Nyonya ...?"
"Hun, Urus dia! Aku mau mandi, suruh Jessi ikut aku ke kamar. Aku membutuhkannya!" Ucap Meghan tanpa menghiraukan Julian sendiri, harga diri Julian seakan di injak-injak oleh sosok Meghan. Namun, Julian tak mampu berkata apapun. Dia hanta terdiam dan membisu saat melihat Meghan berjalan meninggalkannya.
"Tuan Julian, saya minta maaf sekali!" Ucap Hun, "Saya baru saja mengirimkan sebuah pesan, jika Meghan mau dan bersedia di wawancarai pukul 8 malam dan sepertinya anda sendiri belum membaca pesan yang saya kirimkan!" Tambahnya.
"Mm Iya, Saya yang minta maaf. Saat Anda memberikan pesan itu, saya langsung semangat mendatangi nya kesini! Sekali lagi saya minta maaf karena membuat Nyonya Meghan tidak nyaman!" Ujar Julian.
"Ah tidak, Meghan memang seperti itu. Mohon di maafkan Tuan!" Balas Hun.
Dalam hati Julian pun berkata, "Perusahaan kami bayar! Tapi seakan mengemis untuk mendapat info tentangnya dan darinya! Untung cantik! Hmmm" Hun mengajaknya untuk meminum Kopi, Hun sendiri terlihat menyukai sosok Julian dan menganggap Julian sepertinya. Namun, sayang harapan Hun sirna saat melihat wallpaper yang terpajang pada ponsel milik Julian.
Di dalam ponselnya terdapat foto Julian bersama kekasihnya yang bernama Alixe, Alixe dan Julian sendiri sudah bersama lebih dari 2 Tahun. Bagi Alixe, Julian sendiri lelaki baik dan sangat memperhatikan dirinya. Namun, akhir-akhir ini Alixe melakukan perselingkuhan dengan teman kuliahnya dan sampai saat ini Julian belum mengetahui nya.
Dan bagi Julian, Alixe adalah gadis baik. Cinta Julian untuknya sangatlah besar, hubungan diantara keduanya pun sudah seperti layaknya suami istri. Namun sayang, Julian selalu mengundur waktunya untuk menikahi Alixe. Julian belum mau menikah, alasan nya karena perihal biaya dan jika Julian menikah, belum tentu sosok Alixe mau menerima Tantenya untuk tinggal bersamanya.
Hun menatap sekilas wajah pada Foto itu dan Julian menyadarinya, "Dia kekasih ku! Kami saling mencintai, kasihan sekali dia dan aku sudah seminggu tidak bertemu!" Ujar Julian.
"Oh! Semoga kalian selalu bahagia!" Sahut Hun, "Tuan, Bagaimana kalau saya nanti mengabari anda lagi. Sepertinya moodnya Meghan hari ini memang sudah hancur, tapi saya pastikan esok Meghan akan mau diwawancarai oleh Anda!" Tambah Hun.
"Mm, tidak apa-apa Tuan Hun! Waktu saya disini masih ada satu minggu lagi, saya harap sebelum satu minggu berakhir, Nyonya Meghan sudah mau di wawancarai oleh saya!" Balas Julian.
"Duh, kalau begitu saya sangat mengucapkan terimakasih kepada Tuan Julian, Tuan sudah sangat sabar menunggu Meghan. Saya akan pastikan secepatnya Meghan mau di wawancarai oleh Tuan Julian," Ujar Hun kembali, Julian tersenyum dan memanggut kalimat yang di bicarakan oleh Hun.
"Kalau begitu saya pamit Tuan Hun, terimakasih atas waktu yang sudah anda berikan!" Seru Julian, Hun pun membalas kalimat itu dengan ucapan terimakasih yang berbeda dan segera mengantarkan Julian hingga menuju pintu keluar.
Di dalam ruangan kamar yang sangat megah itu, Meghan terlihat sedang memakai pakaian. Jessi sendiri hanya duduk dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan Meghan dengan perasaan yang bercampur aduk, pastinya Jessi takut salah saat menjawab.
Meghan menatap layar kaca, di sana Meghan bertanya mengenai kesan-kesan Jessi bergabung bersama Meghan. Jessi sendiri sudah bergabung cukup lama bersama Meghan, waktu 5 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuknya dan untuk Meghan.
Jessi menjawab dengan kalimat yang lantang namun sopan, "Bagi Jessi, bergabung dengan Nyonya Meghan adalah keistimewaan yang sangat Jessi rasakan. Nyonya Meghan sangatlah baik dan Nyonya Meghan sangatlah bijaksana! Jessi senang bisa dekat dan menjadi bagian dari Nyonya sendiri!"
"Sekarang keburukan aku gimana?"
"Mm, Mm, " Jessi takut saat akan menjawab pertanyaan Meghan.
"Bukan Mm, Mm, Jessi!!!" Protes Meghan, Jessi tertunduk takut. Ia takut jika membuat Mood Meghan hancur, walaupun sebenarnya Meghan sendiri memang sudah merasa kesal pada Hun karena, menyambut kedatangan Julian yang tadinya sudah Meghan katakan dan berikan waktu untuk menerima Julian.
"Gak Ada Nyonya!" Sahut Jessi, "Apa yang buruk di dalam diri Nyonya, Saya rasa tidak ada!"
"Kalau tidak ada! Tidak usah menjawab mm, Mm!!" Protes Meghab kembali, Jessi merasa sangat tertekan. Yang Jessi harapkan adalah kedatangan Hun secepatnya agar Meghan berhenti bertanya kepadanya, tak lama kemudian Hun pun datang dan menghampiri Meghan. Ia duduk di atas kursi santai milik Meghan, "Hari ini kau mau pemotretan Edward? Atau pemotretan Jack! Pilih saja salah satu!" Ucap Hun.
"Tidak dua-dua nya! Aku hanya ingin kau menghubungi lelaki semalam, agar dirinya menemani ku kembali!"
Mata Hun mendelik kala mendengar permintaan Meghan, namun lagi dan lagi Hun tak mampu menolaknya.
Ia hanya mampu menggerutu kesal di dalam hatinya, "Gila! Semalem aja dia ditemani hampir 4 jam! Pastinya udah berapa kali itu lubang di masuki batang! Mm, Meghan Meghan!!" Meghan menatap wajah Hun, kepala Hun yang menggeleng pelan seketika terdiam kala melihat wajah sarkas yang di berikan oleh Meghan.
"Kau mau aku marah?" Tanya Meghan, tatapan sarkas ia berikan pada Hun. Hun menggelengkan kepalanya sembari menjawab, "Tidak Meghan, aku akan segera menghubungi nya sebentar lagi!" Meghan tersenyum tipis dan segera menatap Jessi lalu meminta Jessi agar keluar dari dalam kamarnya, Jessi pun menuruti keinginan Meghan.
Setelah Jessi keluar, Meghan kembali bertanya mengenai dirinya. Kali ini, Ia bertanya kepada Hun dan lagi-lagi pertanyaan Meghan membuat Hun tak mampu menjawabnya.
"Hun, " Hun membalas panggilan Meghan dengan senyuman.
"Jawab pertanyaan ku!" Pinta Meghan, Hun mengangguk.
"Jika nanti aku tua, apakah aku akan tetap cantik?"
"Ya Jelas! Kau akan cantik hingga kapan pun!" Jawab Hun diringi senyuman.
Ia berkaca seluruh badannya, lalu kembali bertanya, "Apa kekurangan ku di mata mu?" Pertanyaannya membuat mata Hun membola, "Hun! Jawab!"
"Mm, tidak ada!"
Meghan kembali memutarkan bola matanya, "Kalau Mm, berarti ada!" Celetuknya.
"Iya, tidak ada!"
"Iya, tapi tidak ada! Dasar Plin plan kau!" Keluhnya kembali, "Keluar!" Usir nya sembari menunjukkan jari telunjuk ke arah pintu.
Hun pun menuruti keinginannya, "kekurangan mu Aneh!" Gerutu Hun kecil hampir saja terdengar oleh telinga Meghan.
"Hun!" Panggil Meghan kembali, Hun pun menoleh.
"Apa yang kau katakan?"
"Tidak ada! Aku hanya sedang sakit kepala." Sahut Hun.
"Jadi kau sakit kepala berbicara dengan ku!" Hun kembali mengerutkan dahinya, "Jawab!" Ucap Meghan.
"Tidak, siapa yang bilang!"
"Kau tadi bilang!" Sahut Meghan sembari mengerutkan dahinya.
"Ya Tuhan, entah harus apa lagi ku jawab! Terserah kau Meghan, kau paling sempurna dan sangat baik bahkan siapapun yang mengenal mu selalu terkesan! Sudah aku mau keluar, aku mau menghubungi Marcel!"
"Ameer! Kau berbohong padaku!"
"Ya Maaf, maaf! Maksud ku Ameer!" Jawab Hun kembali sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Meghan, Meghan tertawa saat melihat raut wajah Hun. Tawanya cukup keras Meghan memang wanita yang sangat aneh, namun itulah Meghan, sosoknya selalu membuat pusing siapapun orang yang melayaninya.