Malam pun berlalu dengan keheningan yang membuatnya merasa sepi, Meghan tak henti memikirkan bagaimana keadaan adiknya saat ini. Meghan ingin sekali menghubungi Ameer, namun ia juga beberapa kali membatalkan panggilan tersebut. Ia tak tahu apa yang harus dibicarakan dirinya kepada Ameer, namun satu hal yang Meghan yakini yaitu, Ameer benar-benar sedang merasa dalam keadaan kecewa kepada dirinya. Ia membungkuk kan tubuhnya, menumpukkan kedua tangan nya di atas lutut miliknya. Hatinya lirih memikirkan Ameer, ia merasa bersalah karena telah membuat Ameer merasa tergoda hingga Ameer merasakan jatuh cinta terhadapnya. “Maafkan Kakak Ameer, Maafkan Kakak.” seru nya sembari menangis. “Ameer pasti kau saat ini membenci ku, tapi suatu saat aku akan menjelaskan semuanya. Aku bangga memiliki adik