94) Semusim

1790 Kata

Sebenarnya semalam aku berharap mendapatkan mimpi yang bisa menjadikan petunjuk siapa diriku sebenarnya. Siapa sejatinya ayah dan ibu biologisku. Siapa kedua orang tuaku dan dimana mereka sekrang berada. Namun sama sekali mimpi itu tidak aku temui. Mama pun kembali hanya tersenyum saat tadi subuh aku tanyakan kembali. “Mama, mama jangan takut, Aa akan tetap mencintai dan tidak akan pernah meninggalkan mama, Prili atau Patria. Andai pun Prsaeya ini bukan Putra Pramudya atau Putra Aisyah atau bukan Putra Keduanya, Aa akan tetap jadi anak mama dan kakak terbaik buat Prili juga Patria. Please cerita dong, ma!” rayuku dengan setulus hati namun jawaban mama tetap sama. “Nanti sepulang sekolah, Aa silakan temui Kakek Suwita, tanya semua pada beliau apa yang masih mengganjal dalam hati. Sekarang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN