59) Semusim

2132 Kata

“Bro, ada bagian cerita lu yang gak gua ngerti,” Akmal tiba-tiba berbisik, sesaat setelah Pak Teddy mengahiri pengajaran Biologinya. “Tentang?” tanyaku acuh. “Lu bilang si Reni menyusui anaknya. Terus lu bilang dia masih perawan. Nah, setahu gua perawan itu gak bisa ngasih nenen, kan belum bisa memproduksi ASI?” Akmal bicara laksana seorang ahli yang sedang menyampaikan analisa hebatnya. Tampaknya pelajaran anatomi dari Pak Teddy masih sedikit mengedap di otaknya. “Tumben lu cerdas,” balasku seraya nyengir. “Hahaha, aslinya gua emang cerdas. Sejak ada lu aja gua jadi kek anak bodoh gini, hehehe.” “Dalam cerita, gua bilang si Reni netein anakany atau memeras susunya?” tanyaku seraya memegangi hidungnya yang jauh dari kata pesek. “Netein.” Akmal menjawab setelah menepiskan tanganku dar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN