“Pras, bangun, Pras. Praas bangun!” Entah sudah berapa kali suara itu menganggu tidurku. Namun ketika aku mencoba membuka mata, seketika mataku terasa pedih dan silau. Aku pun terus memejamkan mata sambil mengumpulkan dan menyatukan kembali jiwa dan ragaku. “Pras udah siang, waktunya kita pulang!” Kali ini suara itu makin jelas dan dibarengi dengan menggoyang-goyangkan tubuhku. Dengan pikiran yang masih belum sempurna, aku mencoba bangkit dari tidurku dengan mata yang tetap terpejam. Perih dan silau di mataku semakin menjadi. Brug! Tiba-tiba tubuhku ambruk dan terjatuh dengan sangat keras. Sontak aku membuka mata dan berusaha banglit dari terjatuh. “Hehehe, makanya kalau tidur itu rebahan, jangan berdiri.” Kekehan suara seseorang yang sangat aku kenal edikit menyadarkanku. Bebera