Ketika baru sepuluh atau lima belas langkah dari tempat ritual itu, tiba-tiba tubuhku ambruk lemas tak berdaya. Tubuhku mendaadak seperti kapas dan tidak memiliki kemampuan untuk berdiri apalagi jalan kaki. Tidak ada sakit yang dirasa, seluruh panca inderaku berfungsi dengan baik hanya saja tenagaku mendaadak hilang seperti ditelan bumi. Om Herman yang sudah tahu akan hal tersebut karena dia sendiri pernah mengalaminya, tetap bersikap santai. Tanpa banyak tanya dia langsung menggendongku hingga ke perbatasan kampung. Karena berat badanku cukup lumayan, Om Herman meminta bantuan Heru adiknya untuk gantian menggendongku. Aksi Om Herman dan Heru yang gantian menggendongku keluar dari hutan dan memasuki perkampungan, sontak membuat semua orang yang sedang berkumpul dan heboh membicarakan ba