Mendapat reaksi seperti itu keberanianku timbul. Tangan kanan, aku lingkarkan ke punggung Mbak Sylvia dan meraihnya ke pelukanku, tangan kiriku semakin berani menelusup ke dalam celana dalamnya dan meraba-raba bukit kmaluan Mbak Sylvia yang sudah semakin basah. Sementara bibirku langsung menyergap bibir Mbak Sylvia yang setengah terbuka, lidah aku dorong masuk dalam bibirnya dan menjilat-jilat langit-langit mulutnya. Tangan Mbak Sylvia pun tidak tinggal diam. Jari-jarinya membuka kancing kemejaku dan menyusupkan tangannya mengelus daadaku. "Hhmmm.." Napasku tersengal saat tangan Mbak Sylvia meraba-raba daddaku. Lidahku dan lidah Mbak Sylvia saling berkutat dan berpagutan. Jari tanganku mulai menyentuh cairan pekat yang sangat licin di celah-celah gundukan bukit kmaluannya. Aku semakin