Setelah bebarapa kali mengucap istigfar seraya mengusap wajah dengan tangan kanan, bayangan aneh itu akhirnya hilang dalam hitungan detik. Aku menduga Tante Soraya masih belum menyadari apa yang aku lihat. Yang pasti seluruh birahinya yang tadi sudah menajak telah sirna sama sepertiku. “Tunggu sebentar, Tan!” ucapku sambil membuka pintu mobil lalu keluar untuk memeriksa keadaan. Suasana sekeliling gulap gulita, entah ada di daerah saat ini, sepertinya sudah mulai memasuki bibir hutan, atau mungkin setidaknya berada di ujung kampung karena sudah tidak ada lagi rumah penduduk yang telihat. Aku un menyempatkan memeriksa seluruh body kendaraan yang tadi sangat jelas terkena dua kali benturan keras. Namun setelah dua kali memeriksa keseluruhan bahkan hingga naik ke ban untuk melihat cuptop,