“Pras!” teriak salah seorang yang suara sudah sangat aku kenali. Dodi. Aku menahan langkahku yang tinggal beberapa langkah lagi masuk ke dalam kelasku. “Bro, jangan masuk dulu, ikut gua bentar!” Dodi langsung memegangi sebelah tangangku yang memegangi tali tas puggung. “Gua taro tas tulu!” sergahku sambil menepiskan tangan Dodi. Setelah menyiman tas di bangku, aku pun langsung ke luar lagi mengikuti Dodi. Tak berapa lama Akmal pun menyusul, padahal tadi saat aku menyimpan tas dia belum ada di dalam kelas. Cepat sekali keberadaan manusia super kepo ini. “Bro.. ente ada masalah apa sama si Dinda?” tanya Dodi ketika aku, Akmal dan dia sudah berada di belakang sekolah samping kantin tempat biasa kami nongkrong kalau istirahat. Aku menghela napas panjang seraya menatap Dodi dan Akmal