73. Kehangatan Yang Memabukkan

1295 Kata

Ciuman itu bukan sekadar ciuman biasa. Bibir mereka saling menemukan dengan rakus, saling memagut, saling membelit, seolah keduanya takut kehilangan momen itu. Nafas mereka terengah, memburu, namun tidak ada yang rela melepaskan. Saat akhirnya bibir mereka terpisah, kening keduanya bersentuhan. Deru napas Harven dan Rielle berpadu, seirama, panas, dan begitu dekat hingga udara di antara mereka terasa berat. “Apa tidak apa-apa? Kita kehabisan persediaan,” bisik Rielle ragu, di sela debar yang tidak terkendali. Ada bayang pesan ibunya yang sempat menghantui, membuatnya bimbang di tengah gejolak. Tatapan Harven dalam, menenangkan, sekaligus penuh api yang membakar. Jemarinya membelai pipi sang istri lembut, namun tegas. “Tidak akan ada masalah,” jawabnya mantap, lalu kembali menutup bibir

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN