84. Mata Bulat Bersinar

1040 Kata

Hening sesaat, hanya detak lampu sein yang berkedip lambat, seperti denyut waktu yang enggan bergerak. Angin malam menyusup lembut di antara mereka, menyingkap helaian rambut Teysya yang menempel di pipi pucatnya. Di bawah cahaya redup, wajahnya terlihat rapuh, seperti lembaran hujan yang kehilangan arah jatuhnya. Jehan menatapnya lama, dalam, dengan sorot mata yang sulit dimengerti. Ada sesuatu yang berputar di sana, kemarahan, kelelahan, dan entah apa lagi yang menumpuk di balik tenangnya ekspresi. Teysya balik menatap, diam, seolah sedang menimbang ribuan kemungkinan hanya untuk satu langkah kecil ke depan. Dalam pandangan matanya, terpantul sisa-sisa perasaan yang belum padam sepenuhnya, rasa yang ia benci, tapi juga tidak mampu ia enyahkan. Jehan kemudian mencondongkan tubuh sedikit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN