Jehan mengambil ponsel itu. Ia pun melihat foto yang terpampang di layar ponsel Teysya, Jehan sempat terpaku. Sebuah foto sederhana, seorang anak kecil dengan senyum lebar, sedang bermain sepeda. Matanya bulat, bersinar seperti khas anak kecil. Entah kenapa, ada sesuatu di d**a Jehan yang bergetar pelan, seperti tali halus yang tiba-tiba menegangkan napasnya sendiri. Namun sebelum sempat ia memproses perasaan itu, layar ponsel menyala kembali, disertai suara dering yang nyaring. Nama penelepon terpampang jelas, "Jevi Ma boy" Jehan terdiam sesaat. Jempolnya menggantung di udara, ragu antara menolak atau mengangkat. Tapi nalurinya bergerak lebih cepat dari pikirannya, ia menekan tombol hijau. "Hallo, Mama?" suara kecil di seberang terdengar ceria, jernih, namun ada sedikit nada kecewa di

