Harven menghela nafasnya dengan berat, ia sadar, perubahan besar itu tidak datang begitu saja. Semua berawal dari kehadiran Papinya. Jika bukan karena Papi, mungkin sampai saat ini hubungan mereka masih dingin, jauh, hanya sekadar formalitas yang dipaksakan. Kehadiran Papinha seperti pemantik, menyulut api kecil yang akhirnya berkembang menjadi bara. Bara yang membuat Harven berani mengambil keputusan, melepaskan Giana, memutus semua hubungan, dan fokus hanya pada satu sosok, yaitu Rielle. Mengucap nama Giana saja kini hanya meninggalkan rasa getir. Ia tidak lagi menghubunginya, bahkan perlahan menjauh, mencari alasan pasti untuk mengakhiri segalanya. Namun, di balik keberanian itu, Harven tahu hatinya belum sepenuhnya siap. Ada ketakutan yang masih mengintai, ketakutan untuk benar-benar

