86. Keyakinan Diri

1106 Kata

Jehan ingin berkata sesuatu, mungkin membela diri, atau sekadar menjelaskan bahwa ia tidak bermaksud menakuti siapa pun. Namun, belum sempat satu kata pun terucap, Teysya sudah membalikkan tubuh anaknya dengan gerakan cepat dan kasar. Nada suaranya berubah tajam, tapi getarannya tidak murni karena marah. Ada sesuatu di baliknya, ketegangan, rasa takut, dan mungkin sedikit keputusasaan. “Jevian Rayanka!” suaranya meninggi, matanya berkilat tajam di bawah lampu malam. “Apa yang Mama bilang kalau ketemu orang baru? Kenapa Jevi melanggar?” Anak kecil itu menunduk dalam, bahunya menegang seperti seseorang yang tahu ia baru saja melakukan kesalahan besar. “Maaf, Mama,” jawabnya lirih, suaranya hampir tidak terdengar. Teysya menarik napas panjang, lalu menunduk menatap putranya—wajahnya berg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN