Harven hanya terkekeh kecil, renyah dan menenangkan, senyaman aroma hujan yang baru saja usai. "Sekali-kali makan malam di luar, Kak. Aku yakin Kakak juga pasti butuh jeda sejenak untuk diri sendiri. Capek, 'kan? Setelah seharian bergulat dengan pekerjaan, kemudian harus mengurus buah hati dan segala urusan rumah tangga. Suami Kakak nanti bisa menyusul," ujarnya dengan nada ringan yang dipoles perhatian tulus, seperti alunan melodi yang membuai. Rielle, sang istri, dengan sigap menyambut ide itu. Senyumnya merekah, ikut menularkan kehangatan. "Iya, Kak Teysya. Ayo, makan malam bersama kami. Tidak perlu berlama-lama, hanya sekadar mengobrol santai, bertukar cerita ringan sambil menikmati hidangan," bujuknya, suaranya sehalus sutra. Teysya menatap sepasang suami istri muda di depannya itu

