Di sepanjang perjalanan pulang, bibir Ghibran terus terangkat. Membentuk sebuah senyuman. Mulai dari senyum tipis sampai senyum menggelikan. Kekehan kecil juga tiba-tiba lolos begitu saja dari bibirnya. Ghibran sadar bahwa saat ini ada yang tidak beres dengan dirinya. Human errorkah atau yang lainnya? Kanaya yang semula sudah hendak menggapai mimpi, kemudian terbangun dan menoleh pada sang ayah. Sepasang mata bulatnya menatap Ghibran dengan tatapan aneh. “Ayah kenapa ketawa sendiri? Apa ada hal yang lucu di jalanan?” tanya gadis kecil itu seraya menatap sepanjang jalan di depan sana. Kanaya rasa, tidak ada yang lucu. Jalan raya yang mereka lalui bahkan sangat sepi, karena memang sudah larut malam. Secepat mungkin Ghibran menggeleng dan langsung memasang raut wajah normalnya kembali. “La

