Mentari menerobos masuk ke tirai-tirai putih kamar Elya. Kamar yang dahulunya hanya ia huni seorang diri saat masih menjadi gadis. Kini ketika statusnya berubah, maka penghuni di dalam kamarnya pun bertambah satu orang. Yaa, suaminya sendiri. Teringat jika semalam Dana juga tidur di ranjangnya ini, Elya seketika membuka kedua matanya. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Dana masih tertidur lelap. Padahal matahari sudah bertengger di atas sana. Karena khawatir Dana akan terlambat berangkat ke kantor. Elya dengan tak enak hati pun membangunkan Dana. Pertama, tepukan pelan di lengannya. Tapi tak berefek apapun, buktinya pria itu masih tertidur lelap. Sangat lelap. “Kamu pasti kecapekan, makanya tidurnya ngebo banget..” lirih Elya. Kedua, mencoba menepuk-nepuk lengan Dana dengan lebih kera