Kembali ke hari dimana Zayne mengantarkan Liora untuk pemeriksaan … Pintu ruangan dr. Gabriel tertutup di belakang Liora dan Zayne. Liora berjalan tenang di lorong rumah sakit, wajahnya datar, seolah baru selesai kontrol biasa. Bukan barusan melewati pemeriksaan yang membuat jantung Zayne hampir meledak. Cowok itu di sampingnya gelisah, napasnya berat. Tangannya terulur, meraih lengan Liora. “Sayang …” suaranya serak. Liora menoleh pelan, alisnya terangkat tipis. “Kenapa?” Zayne menggertakkan gigi, matanya merah, penuh luka. “Kamu … sadar nggak tadi kamu kayak apa? Suara kamu …” Ia berhenti sebentar, napasnya naik turun, lalu suaranya pecah. “…Aku hampir gila denger itu, Lio.” Liora hanya menatap datar. “Itu cuma pemeriksaan, Zayne. Nggak lebih.” Zayne menggeleng keras, suaranya me

