Kali ini atas kehendak sendiri Hyra berpegangan kepada Julian di motor. Dia memeluk dan menumpukan tubuhnya di tubuh putra tunggal Om Jaya. Hyra mempererat pegangannya, memeluk Julian. Ada hati yang sudah tidak keruan bentuknya. Ada luka yang entah dapat terobati oleh waktu atau justru waktu malah membuat luka itu makin menganga. Kata Dilan, rindu itu berat. Dan Julian membuat Hyra harus menahannya seberat apa pun rindu itu kelak. Julian tega, tetapi dia juga sama. Sama terluka, sama rindunya. So, Hyra memilih lanjut kencan. Waktunya tersisa sedikit, kan? Ini saja sudah pukul tiga sore. Di mana Hyra telah menghapus make up-nya. Bodoh amat. Mata pun sembap dan bengkak. Bodoh amat! Dan Julian membawa Hyra ke lokasi pasar malam. Sejenis itulah, ya. Cukup jauh dari kawasan sebelumnya. Tahu