Semakin dekat menuju kabar bahagia, aku semakin gugup. . . "Ya ampun. Lihat, Pi, itu kelakuan pasien sama yang jagain." Detik di mana Cely melepas lumatan di bibir mas suami, sedang enak-enaknya padahal. Sebab, pintu kamar dibuka dan orang tua Cely muncul setelahnya. Memergoki. Duh. Mami dan papi bikin putrinya malu saja! Apa kabar menantu mereka? I mean, Sakti Adhyaksa. Telinganya memerah, semerah pipi Cely. But, sebisa mungkin Cely bersikap biasa. Lagi pula, kan, tadi kokop-kokopannya sama suami. Sedang berdua pula. Salah mami dan papi yang masuk-masuk ke kamar rawat suami-istri. Cely menolak dipersalahkan. "Ada apa, Mi? Balik lagi." "Tuh, dompet papi ketinggalan." Bisa-bisanya. "Mobil udah keluar dari parkiran padahal. Ya, ginilah kalau faktor U." Mami menambahkan. "Bukanny