“Hallo sayang?” Ayara menjawab panggilan telepon dari suaminya dengan kelakar membuat Nicholas yang tidak terbiasa dengan panggilan tersebut jadi tersipu, telinganya sampai memerah karena malu. Di depannya saat ini ada Revan dan perwakilan dari perusahaan Lion Grup. “Aya, bisa ke kantor sekarang?” Ayara mengangkat kedua alisnya bingung, “Kantor yang mana? Pak Niko memimpin empat perusahaan LZ Corp. di Indonesia dengan kantor berbeda.” Nicholas memejamkan mata sekilas disertai embusan napas berat. “Kantor yang di Sudirman, ke sini sekarang.” “Oke sayang,” balas Ayara masih saja dengan riang gembira padahal Nicholas memerintah dengan nada dingin. Walaupun seorang perempuan tapi Ayara berpikir logis, Nicholas memang memiliki sifat dingin meski sedang bicara dengan keluarganya jadi Ayar