Nicholas dan Ayara menopang dagu dengan tangan di atas ranjang menatap Ejra, menunggu bayi gempal itu bangun dari tidurnya yang panjang. Sudah berjam-jam Ejra tertidur dan sekarang Nicholas dan Ayara tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan. Mereka ingin bermain dengan Ejra, bayi laki-laki itu sudah seperti mainan bagi kedua orang tuanya. “Yang, kamu waktu lagi kecil memang doyan tidur gini ya?” Ayara bertanya random, tatapan matanya masih terpaku pada Ejra si bayi tampan. Ejra begitu mirip Nicholas, alisnya dan bibirnya yang tebal juga hidung mancung menyerupai sang papa. Beruntung netra abu-abu Nicholas juga menurun pada Ejra bisa dibayangkan betapa tampan Ejra ketika dewasa nanti. Ayara hanya bisa mengelus d**a karena ia kebagian mengandung saja. Tiba-tiba Ejra tersenyum dalam tidu

