Bara melangkah masuk ke dalam rumah Freya dengan membawa dua bungkus martabak. Setelah ditelepon oleh istrinya tadi, lelaki itu langsung bergegas keluar rumah untuk mencari penjual martabak. Karena selain merindukan dirinya, istri cantiknya itu juga sedang ngidam ingin memakan martabak. “Freya di atas, Bun?” tanya Bara basa- basi, sembari meletakkan satu bungkus martabaknya di meja. Mega hanya mengangguk tanpa melihat ke arah Bara. Sepertinya tontonan di televisi tersebut lebih penting, dari pada keberadaan menantunya ini. “Bara ke atas dulu ya,” pamit Bara. Meskipun tidak dipedulikan oleh Ibu mertuanya. Sesampainya di kamar Freya, Bara langsung duduk di samping wanita itu yang sedang tertidur. Entah pura- pura tidur atau benar- benar tidur, yang jelas wanita itu sedang memejamkan m