Reyza memegang erat rekam medis itu, menatap sederet angkat yang tertulis dengan begitu indah di atasnya. Pria itu tersenyum samar, merasa bahagia karena pada akhirnya ia bisa mempunyai kontak dari adik perempuannya. “Tuan Reyza, karena sudah tidak ada lagi yang harus saya lakukan, saya mohon izin pamit pulang,” ujar Thea sambil berjalan keluar dari ruangan, dan menutup kembali pintu. Jujur saja, saat dia menyadari tatapan tak biasa yang diperlihatkan oleh Reyza–ketika mereka saling melempar pandangan, ia kembali teringat postingan pria itu, hingga membuat pikiran Thea melanglang buana ke hal-hal negatif. Dasar c***l! “Aku akan mengantarmu.” Reyza segera menawarkan diri, tepat setelah ia menyusul Thea dan berdiri di depannya. Thea terkekeh tak nyaman. “Anda tidak perlu repot-repot m