“Sayang.” Dirga menarik wanita itu ke dalam pelukannya dan melesakkan lengan di antara lekuk leher Thea. Kepalanya sedikit maju hanya agar ia bisa mencium aroma strawberry di rambut wanitanya. “Aku ingin tidur denganmu malam ini.” Lanjutnya berbisik. Thea melirik dengan tajam, dan diam-diam bergeser ke samping untuk memberi jarak di antara keduanya. Akan tetapi, pria itu malah mengencangkan pelukannya pada tubuh Thea hingga ia sulit untuk bergerak. “Jangan menghindar! Aku mohon, Sayang. Tetap seperti ini,” pinta Dirga. “Bukankah ini kamar tidurku?” tanya Thea. Dirga mengangguk. “Sudah jelas, ini kamar tidurmu.” Thea mengerucutkan bibir merahnya dan menekan pinggang Dirga dengan ujung jarinya. “Lalu, siapa yang mengizinkanmu masuk tanpa izinku?” Dirga sedikit menggeliat kegelian, ke