“Jamuan makan malam acara amal ini hanya untuk kalangan atas, dan hanya dihadiri oleh para undangan. Lalu, apa yang kamu lakukan di sini?” Pria bernama Fauzi itu bertanya dengan ekspresi mencibir. Sembari mengambil sepotong kue coklat keju dari atas piring, Thea menjawab, “seperti yang Tuan Fauzi katakan barusan. Hanya dihadiri oleh para undangan.” Thea berkata jujur. Dia benar-benar ada di sini karena undangan. Ya, undangan milik Dirga. Fauzi menyipitkan matanya, menatap mencemooh. “Bukankah kamu hanya putri angkat dari keluarga Santoso?” “Lalu?” “Dari mana kamu mendapatkan undangan acara ini ketika keluarga Santoso bahkan tidak memenuhi syarat untuk datang ke sini?” tanya Fauzi lagi. “Hmm ... Mungkinkah aku mencurinya?” Thea malah balik mengajukan pertanyaan untuk memancing ker