Karena takut mengganggu Dirga yang sedang sibuk menyapa para koleganya, dia memilih berjalan keluar ruang perjamuan untuk mencari udara segar. Berdiri bersandar dengan malas di pilar paviliun halaman depan dan menatap bulan sabit di langit malam. Namun tiba-tiba, seseorang melingkari bahunya. “Kenapa kamu di luar? Apa ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?” Dirga menyampirkan jasnya pada bahu wanita itu, karena melihat gaun yang dikenakan Thea begitu tipis. Thea tersenyum. “Aku hanya ingin mencari udara segar.” Ketika dia melihat masih ada bekas coklat di sudut bibir Thea, Dirga malah tersenyum dan menyekanya dengan ujung jari. Lalu, dia menyerahkan sebuah kotak kecil padanya. “Aku membawakannya untukmu. Bukalah!” Tanpa bertanya apa-apa lagi, Thea mengambil kotak kecil itu dan membu