Geri dan Kina kini telah duduk berhadapan di restoran hotel. Geri sengaja membawa Kina ke sini, agar bisa duduk santai dan dapat tenang menjelaskan semuanya. Semua rahasia yang dipendamnya selama ini.
"So?" tanya Kina datar sambil menaikkan sebelah alisnya meminta agar Geri mulai bercerita.
Geri tersadar dari lamunan yang sempat terpesona melihat kecantikan yang dipancarkan sang kekasih malam ini. Ditambah lagi, sanggulan rambut Kina yang memperlihatkan leher jenjang sang pujaan hati, yang membuat Geri mengkhayalkan hal yang 'iya-iya'. Namun dengan segera, khayalan itu buyar ketika kaki Kina yang duduk di depannya menendang tulang kering pria ini. Geri mengumpat sambil menatap Kina tajam, namun yang ditatap tak menunjukkan ekspresi apapun. Khas Kina sekali.
"Sakit, Yang!" seru Geri kesa
