Malam hari, Alice langsung kabur ke apartemen Matteo untuk menghindari bertemu dengan Felix.
"Enak saja mengatakan merindukanku lalu nanti menciumku, dasar komodo," gerutu Alice di dalam mobil.
Lebih baik dia sementara ini kabur di apartemen suami bayarannya dari pada harus menemui kekasihnya yang suka dengan selangk*ngan.
Setelah sampai di apertemen, Matteo yang memang sudah tau Alice akan menemuinya langsung membuka pintu apartemennya setelah mendengar bel nya berbunyi.
Alice tersenyum saat pintunya terbuka,
"Kau tidak sibuk kan?" Tanya Alice yang di jawab kekehan oleh Matteo.
"Tidak, waktuku semuanya untukmu," kata Matteo yang membuat Alice terkekeh.
Alice masuk ke dalam dan duduk di sofa dan di ikuti Matteo setelah menutup pintu.
"Aku kabur dari Felix," kata Alice yang membuat Matteo tersenyum miring dan merasa lucu dengan perkataan Alice yang mengatakan jika dirinya kabur.
"Dia di mana sekarang?" Tanya Matteo.
"Di mansion mungkin, entahlah. Aku menyuruhnya datang ke mansion dan meminta dia untuk menungguku, tapi aku akan menebak jika dia menungguku sambil bermain dengan Saudara tiriku, cih menjijikkan," gerutu Syla.
Matteo tersenyum tipis saat tau apa alasan Alice ke sini,
"Mau minum?" Tanya Matteo,
"Hmm, nanti aku akan mengambilnya sendiri," kata Alice
"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Alice.
"Baik-baik saja,"
Alice mengingat jika dia kemaren membeli sebuah kartu dan minuman, dia akhirnya berdiri dan mengambilnya,
Matteo nampak mengerutkan dahinya karena Alice mengambil seperti sebuah mainan dan minuman alkohol,
"Kau mau mengajakku minum?" Tanya Matteo yang membuat Alice terkekeh.
"Aku kemaren melihat ini di supermarket, kartu permainan, aku tidak tau dalamnya apa dan bagaimana cara mainnya, tapi lihat covernya bagus dan membuatku penasaran, akhirnya aku membelinya, dan ternyata sepertinya berguna untuk kita agar tidak terlalu bosan," kata Alice lalu membuka permainan itu.
Permainannya sekilas seperti ular tangga, namun ternyata di sana ada kartu yang isinya adalah hukuman yang harus mereka lakukan.
"Lalu minumannya?" Tanya Matteo,
"Untuk menemani kita," kata Alice santai dambil menyusun permainannya yang membuat Matteo tersenyum miring karena sepertinya malam ini akan seru.
"Kau duluan?"
"Tidak, kau saja duluan," kata Matteo yang meminta Alice memimpin permainan.
Alice mengocok dadu dan melemparkannya, dia berjalan terlebih dahulu dan langsung naik ke atas yang membuat dia senang.
"Giliranmu," kata Alice memberikan dadu itu kepada Matteo.
Mereka saling tertawa karena merasakan permainannya ternyata sangat menyenangkan, bahkan Alice juga sudah ada coretan lipstik dan rambur Matteo di kuncir oleh Alice yang membuat mereka menjadi lucu sendiri.
Tidak lupa mereka sambil meminum alkohol yang di bawa Alice tadi, ternyata mereka berdua sama-sama kuat dan tidak gampang mabuk.
"Ck sial," gerutu Alice karena kalah dalam permainannya yang jadinya dia mendapatkan hukuman,
Dia mengambil kartu dan membacanya, dia melototkan matanya karena hukumannya adalah membuka bajunya.
"Kenap ada hukuman seperti ini," kata Alice terkejut, pdahal awalnya hukuman mereka terbilang biasa saja,
"Kenapa?" Tanya Matteo.
Alice menjadi malu sendiri, "hukumannya seperti ini," kata Alice menunjukkan kepada Matteo.
"Tidak perlu melakukannya jika kau tidak mau, apa mau di akhiri saja permainannya?" Kata Matteo yang tentu saja tidak memaksa Alice.
Alice nampak berfikir sejenak,
"Tidak, aku akan melakukannya," kata Alice yang membuat Matteo cukup terkejut,
Alice membuka bajunya dan terlihat tubuh mulus Alice yang hanya terbungkus bra saja.
Matteo seketika tertegun dengan tubuh Alice yang sangat indah di matanya.
"Ayo lanjutkan," kata Alice yang meminta Matteo meneruskan permainannya,
Matteo meminum minumannya sebentar untuk menetralkan jantunya,
Alice tersenyum miring saat Matteo kalah.
Matteo mengambil kartunya dan membacanya,
Matteo tersenyum tipis ketika melihat hukumannya, dia menunjukkannya kepada Alice yang membuat Alice terkejut, karena tulisannya adalah. Matteo harus mencium lawan yang berada di dekatnya.
'Permainan apa ini? Sepertinya aku salah mengambil permainan,' gumam Alice dalam hatinya.
"Jadi, apa aku harus melakukannya?" Tanya Matteo yang melihat Alice sepertinya ragu.
Alice melihat lagi kardus permainannya dan membacanya, dia melototkan matanya karena memang permainnya untuk dewasa, dan menantang.
"Iya lakukan saja," kata Alice yang membut Matteo mengerutkan dahinya.
"Boleh?" Tanya Matteo meyakinkan yang di angguki oleh Alice.
Hanya sebuah ciuman, dia rasa tidak apa-apa, lagi pula Matteo sangat tampan, tentu saja dia mau jika harus di cium olehnya dari pda oleh Felix.
Matteo tersenyum miring saat Alice sudah memejamkan matanya dan memajukan wajahnya,
Matteo mendekat tepat di bibir Alice, namun dia tersenyum tipis dan mencium kening Alice.
Sebenarnya Alice terkejut saat Matteo menciuk bibirnya karena dia pikir kalau Matteo akan memanfaatkan permainan ini dan mencium bibirnya.
Alice membuka matanya dan melihat Matteo tersenyum padanya.
"Giliranmu," kata Matteo yang akhirnya mereka melanjutkan permainannya.
Semakin lama permainan mereka semakin menantang dan memanas, karena hukuman yang mereka dapatkan ternyata cukup membuat gairah mereka naik, apalagi mereka sudah menghabiskan beberapa botol, memang terlihat tidak ada yang mabuk, namun cukup membuat tubuh mereka sedikit menghangat.
Matteo tentu saja hanya mengikuti permainan Alice yang bahkan tidak berniat untuk mengakhiri permainannya.
"Tinggal lima kartu hukuman lagi, kita selesaikan saja sampai habis, nanggung," kata Alice yang tentu saja Matteo menyanggupinya.
Kini Matteo kalah dan harus mengambil kartu hukuman lagi yang mengatakan jika dia harus membuka celananya, Matteo terkekeh sendiri dengan permainan ini yang sepertinya permainan c***l dan m***m.
Matteo berdiri dan hendak membuka celananya yang membuat Alice terkejut, dia mengambil kartu hukuman Matteo yang ternyata hukumannya adalah membuka celananya,
Alice tiba-tiba malu sendiri melihat Matteo yang hanya memakai boxer dengan miliknya yang mengembung.
'Astaga ini permainan yang membuat orang menjadi berhasrat' gumam Alice yang merasa lucu karena permainan yang dia beli kemaren.
Namun entah kenapa Alice tidak ingin mengakhirinya.
Kartu hukuman terakhir jatuh kepda Alice yang membuat Alice sangat penasaran.
Dia membuka dan membacanya yang membuat Alice terkejut dan terkekeh sendiri karena tulisannya adalah dia harus bercinta dengan lawannya.
"Permainan ini sangat m***m," kata Alice terkekeh.
"Memang iya, kau baru menyadarinya?" Kata Matteo yang ikut terkekeh.
"Apa tulisannya?" Tanya Matteo penasaran karena Alice tekekeh saat membaca kartu hukumannya.
Alice langsung menunjukkan kartumya dan membuat Matteo cukup terkejut,
"Jadi apa kita harus melakukannya?" Tanya Alice.
Matteo hanya terdiam karena dia tidak tau harus menjawabnya dengan bagaimana.
Tubuh mereka memang kini sudah hampir telanjang, Alice sendiri bahkan hanya memakai bra dan kain segitiga saja, sedangkan Matteo hanya memakai boxer.
"Tidak perlu melakukannya, kita akhiri saja permainannya," kata Matteo yang ingin menyingkirkan permainan itu namun Alice mencegahnya dengan memegang tangannya. Dia mendekat,
"Tidak ada bercinta, tapi kita bisa melakukan hal lain," kata Alice yang lalu mencium bibir Matteo yang cukup membuat Matteo terkejut.
Matteo yang sedari tadi sudah menahannya akhirnya semakin terpancing dengan apa yang di lakukan Alice padanya.
Matteo langsung membalas Alice dengan sangat liar dan bahkan menekan tengkuh lehernya agar memperdalam ciuman mereka,
Alice memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya ketika Matteo mulai menciumi lehernya. Alice merasa tubuhnya tersengat dan merasakan hal yang berbeda, namun dia tidak berniat meminta Matteo menghentikan ciumannya.
"Mau pindah ke kamar?"