Des masih bertahan dengan kekesalan sekaligus kemarahannya. Mengenai warisan, berikut sikap Mei kepada Lily bahkan dirinya. Des sungguh tidak bisa melupakan semua itu. Yang ada, kebencian berikut kemarahannya menjadi semakin besar jika ia tetap diam tanpa melakukan sesuatu. Ketika Des nyaris beranjak dari tempat duduk di teras depan ruang keluarga keberadaannya, aroma teh yang berbaur dengan wangi bunga mawar tercium menguasai udara sekitar. Des langsung tertegun ketika pandangannya mendapati wajah Lily. Wanita itu datang menghampirinya sambil membawa nampan. Ada secangkir teh yang masih mengepulkan asap dan Des yakini menjadi sumber wangi teh yang berbaur dengan aroma bunga mawar, selain satu teremos kecil berikut cangkir kosong di sebelahnya. “Mau ke mana?” tanya Lily. Des yang awalny