“Kamu pasti sudah lapor polisi, kan? Dan mereka pasti sedang kemari?” Daisy masih aktif mempermainkan aliran darah yang menghiasi belatinya. Des sungguh geram karenanya. Tentunya, Des yang mati-matian diam menahan emosi, memilih mengabaikan Daisy. Des hanya sedang menunggu waktu yang tepat. Pria itu sudah siap dengan rencananya untuk mengamankan Lily berikut calon anak mereka. “Oh, iya, Des? Kamu mencintai Lily karena dia cantik, kan?” Daisy siap menyayat sebelah wajah Lily. Ia sudah mendekatkan mata belatinya yang masih basah karena darah Lily, ke sebelah wajah Lily. “Atau kamu mencintai Lily karena Lily memiliki hati yang baik? Apakah aku juga perlu mengeluarkan hati termasuk jantung Lily untukmu? Jika kamu mau, aku bisa melakukannya.” Lily yang kian gemetaran memilih memejamkan mata