Tepat jam 08.00 pagi keduanya telah tiba di Botanical Memorial Park. Raymond segera pergi ke kavling tempat Hanna dimakamkan, setelah memastikan Amara sudah merasa nyaman di makam Arka. Pria itu menatap sendu batu nisan bertuliskan nama Hanna Abraham, masih tak percaya jika wanita yang telah menjadi istrinya selama 4 tahun harus menghadap sang pecipta terlebih dahulu. "Hanna. Aku harap kamu tidak marah jika aku membagi hati kepada wanita lain. Kamu ingat dengan Amara, mahasiswi yang sering aku ceritakan itu? Mahasiswi yang juga sempat membuat aku kecewa, karena menghilang selama satu semester. Sekarang sepertinya ... aku mulai jatuh cinta kepada gadis itu." Raymond memulai percakapan dengan udara kosong, seakan angin dapat mengantarkan suaranya kepada Hanna. Dia bercerita bagaimana awal