Diah yang berdiri di sisi Amara segera melangkah ke depan, melindungi sahabatnya. “Maaf, Pak Raymond,” ucap Diah sopan, namun tetap tegas. “Tadi ada sedikit … konfrontasi yang tidak seharusnya terjadi. Tapi semua ini berawal dari ucapan tidak pantas yang dilontarkan olehnya,” ujar Diah sambil menunjuk Farah. Raymond menoleh pada Farah, tatapannya pun berubah tajam. "Siap kamu? Kenapa Saya tidak pernah melihat kamu sebelumnya di kampus?" Farah membuka mulut, tapi tak ada suara yang keluar. Bibirnya bergetar, dan sorot matanya berusaha menantang, meski jelas ada kegugupan yang tak bisa disembunyikan. "Maaf Pak Raymond. Dia itu mahasiswi pindahan di semester baru ini. Dan kebetulan kemarin berada di kelas saya. Namanya Farah Daniswara," ucap rekan dosen Raymond. "Benarkah itu Pak Rizky?