22. Di Bawah Lampu Temaram

1300 Kata

Nggak pa-pa, kan, nemplok-nemplok gini? Kepala nempel di bahu suami, lalu tangannya ... Ancala menatap jemari. Bukan dia yang memulai, di mana kini jari-jari Ancala apik terkunci, digenggam Galaksi. Katanya, "Dingin, nggak?" AC bus memang dingin, makanya Ancala juga pakai jaket di sana. Dan belum dia menjawab, tangannya sudah diraih saja. Dipegang-pegang, lalu dikaitkan jari jemarinya. Ancala jelas cuma bisa diam, memandang tautan tangan yang Galaksi ciptakan. "Dingin," ucap Galaksi. Dia yang tanya, dia yang jawab sendiri. Namun, benar. Dingin. Berkebalikan dengan hati Ancala yang menghangat. Asli, sih, ini. Sudah tidak bisa dielak lagi, Ancala baper, padahal cuma digenggam tangannya. "Masih lama, ya, Mas?" Basa-basi saja. "Sebentar lagi." Detik di mana Ancala kembali mendaratkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN