87. Dilema

2040 Kata

"Mas, parah banget." Ancala berkomentar. Saat kini mereka tengah saling rebah yang betul-betul rebahan dalam arti sebenarnya, bukan seperti tadi. Kini sudah selesai waktu di mana Galaksi beraksi. Ehm. "Parah, maksudnya?" Suara mereka pelan sebab energi cukup terkuras. Eh, apa cuma Ancala yang terkuras? Soalnya Galaksi seperti bugar-bugar saja. Beda dengan Ancala yang lemah, letih, lesu, sambil mengondisikan perut yang mulai engap jika diajak telentang, jadi tidur menyamping. "Ganas," bisik Ancala. Galaksi tidak membalas dengan ucapan, melainkan kecup manis di kening. But, over all Ancala suka. Hanya saja ... capek betul rasanya, Bosku! Mungkin ini yang membuat masnya selalu enggan bila Ancala mengajak intim-intiman. Yeah ... jangan mengeluh, Cal. Kan, ini ngidamnya sudah terpenuhi.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN