Liak diam cukup lama dengan ekspresi yang terlihat sangat sedih. Lian menghormati itu dan terus menunggu. Laki-laki itu juga mengambilkan minuman hangat dan beberapa makanan ringan agar Lika bisa lebih tenang. Lian sendiri tiak bisa menebak apa yang sulit sekali Lika katakan. "Sudah tenang?" Killian bertanya dengan lembut. "Malam itu ketika aku dibawa ke salah satu ruangan di Bar, ada hal yang tidak aku ceritakan padamu." Lika akhirnya berbicara dengan lirih. Matanya tetap memerah seolah dia menahan agar air matanya tidak bisa di produksi agar tidak keluar. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Waktu itu sebenarnya aku berhasil di bawa ke sebuah kamar, lalu..." Lika menghentikkan kalimatnya di tengah untuk mengontrol emosinya. "Lika, tidak seharusnya seorang korban menderita sendirian sem