Hari sudah kembali pagi ketika Anelies terbangun dengan Bibi Hulya yang bantu menyeka tubuhnya dengan handuk hangat. "Apa pangeran Serkan menghukummu?" tanya Hulya dengan tatapan prihatin dan cemas. "Dia marah," cuma itu yang yang diucapkan Anelies tanpa menyebutkan detailnya. Hulya sangat prihatin dengan kondisi Anelies dan secara tidak langsung dia juga merasa bersalah. Meskipun gadis muda itu tidak mau bercerita tapi Hulya tetap bisa melihat semua jejak yang ditinggalkan Pangeran Serkan di sekujur tubuh Anelies. "Aku tidak apa-apa Bibi." Hulya kembali menyeka d**a Anelies yang penuh dengan jejak hisapan pria. "Tengkuraplah biar kuseka punggungmu." Anelies mengikuti dengan patuh, gadis itu tengkurap pelan-pelan kemudian meletakkan kepalanya dengan posisi miring di atas bantal untu