Bab 5

1168 Kata
Gisela Pov Sudah satu minggu setelah pertemuanku dengan Vabian, semenjak itu pula, pikiran ini selalu ingin bertemu dan berbicara dengan dirinya. Sepulang dari latihan, baru akan melangkah ke mobil, aku melihat sebuah mobil sport hitam terparkir di depan sanggar. Aku yakin itu mobil Vabian. Jendela terbuka dan ya aku melihat Vabian tersenyum dan menyuruhku untuk masuk, karena bahagia dengan cepat aku masuk dan duduk disampingnya. “Hai Vabian, apa kabar.. bagaimana dengan tangan kamu” “Hahahaha Slowdown Gisel, kamu bisa lihat sendirikan, aku sehat dan kuat, peluru itu hanya kecil” Aku tertawa mendengar kepercayaan dirinya. “Aku senang kita bisa bertemu lagi Vabian” ah Gisel kenapa kamu mengeluarkan kata – kata itu. “Oh ya? Kenapa? Kenapa kamu senang bertemu denganku” “Hmmmm kenapa ya, entah kenapa aku merasa kamu orangnya baik dan jujur selama ini aku jarang bisa berteman dengan pria lain kecuali tetanggaku” Aku melihat reaksinya, senyum yang tadi dia keluarkan berubah menjadi datar. “Aku bukan orang baik Gisel dan aku tidak mau berteman dengan wanita sebaik dan selugu kamu, kita ini berbeda” Mendengar kata – katanya entah kenapa membuat hatiku sedih. Sungguh aku sangat ingin berteman dan mengenal dirinya lebih lanjut. “Karena aku lugu? Hmmmm ya sih, mana ada laki – laki yang mau mendekati wanita lugu dan membosankan seperti aku” aku tertawa mengingat gaya dandananku yang seperti kutu buku, apalagi gaya berpakaianku. “Bukan hanya penampilan Gisel, tapi sungguh aku tidak mau dekat dengan wanita baik – baik seperti kamu, aku tidak layak karena aku hanya pria jahat” “Asal kamu tau Vabian, tidak ada manusia yang terlahir jahat di dunia ini, sekarang tergantung bagaimana cara kita menyikapinya” “Hahahah teori memang mudah Gisel, bagaimana jika dari lahir kita sudah punya beban untuk menjadi jahat ketika besar” Aku terdiam, memang siapa juga yang mau jahat, tapi mungkin keadaan yang membuat kita menjadi seperti itu. Aku dan Vabian masih terdiam di dalam mobilnya. Kami tidak mengeluarkan  sepatah katapun. Tiba – tiba hujan turun dengan sangat lebat. “Aku masih berharap kamu mau menjadi teman aku Vabian, karena entah kenapa aku merasa nyaman dan aman jika berada didekat kamu” Vabian terdiam dan melihat kearahku. “Aku bukan teman yang baik Gisel, asal kamu tau wanita yang dekat denganku akan berakhir di atas ranjang, apa kamu mau?” Aku kaget mendengar perkataannya. Apa Vabian orang yang hidup dalam lingkaran s*x sebelum menikah. “Hahahahaha lihat deh wajah kamu Gisel di kaca, aku baru mengatakan itu, kamu sudah terlihat sangat jijik melihatku” Vabian masih tertawa, entah kenapa tiba – tiba aku mencium pipinya. Keberanian yang datang darimana. “Aku mau Vabian, aku mau asal kamu mau jadi teman aku” Vabian terdiam dan menatapku tajam. “Oke… kita lihat kamu mau apa tidak” Vabian melajukan mobilnya dengan kencang. Jantungku berdetak dengan cepat, apa Vabian akan melakukan hal itu?. Aku menggenggam tanganku dengan erat, aku tidak tau Vabian akan membawaku kemana. “Ayo turun” katanya ketika kami sampai disebuah apartemen. Mungkin ini apartemennya. Aku mengikuti perintahnya. Aku mengikuti kemanapun dia pergi. Ini benar – benar pengalaman pertamaku pergi keapartemen laki – laki. “Kalo kamu mau membatalkan, silahkan pergi Gisel” katanya ketika kami mau masuk ke dalam Lift. “Tidak” balasku singkat. “Ternyata kamu bukan wanita yang lugu Gisel” katanya tajam. “Aku tidak mau jadi wanita lugu lagi, aku tidak mau hidupku membosankan, dan aku tau dengan berteman dengan kamu, aku bisa merasakan bagaimana hidup itu” “Kamu akan menyesal Gisel, karena aku bukan pria yang mau bertanggung jawab” Aku terdiam mendengar perkataannya. “Aku tidak butuh kamu bertanggung jawab Vabian, aku hanya mau berada didekat kamu” kataku dalam hati. Aku hanya tersenyum dan memberi kekuatan bagi diriku untuk bisa bertahan. Ya aku sudah memutuskan untuk menjalani tantangannya. “Masuk” katanya ketika kami akhirnya tiba di apartemennya. Apartemen yang mewah dan bersih, aku yakin sudah banyak wanita yang tidur disini, ah sangat menyakitkan. “Kamu tinggal sendirian disini?” tanyaku lagi. “Gak juga, jika ada wanita yang mau aku ajak tidur ya kami b******a disini” aku kaget mendengar perkataannya, terlalu frontal dan terus terang. “Hahahahaha Gisel Gisel, inilah aku dan inilah pergaulan aku, jangan berharap aku sebagai pria alim” “Aku suka kok punya teman Bad Boy seperti kamu” Vabian membuka kulkas dan memberikan kepadaku sekaleng minuman “Ayo minum, maaf aku hanya punya itu” Aku membuka kaleng itu dan meneguknya karena aku sangat haus, aku langsung meminum semua isi minuman itu, kenapa pahit dan kepalaku langsung terasa pusing. “Kok kamu muter – muter sih Vabian” aku tertawa melihat Vabian yang kepalanya ada di bawah. Aku merasakan kepalaku sangat pusing dan aku tidak tau apa yang terjadi lagi. **** Author Pov Varrel melihat Gisel yang sudah pingsan karena meminum  beer yang dia berikan tadi. Varrel masih memperhatikan Gisel, bagaimana cara membuat wanita ini pergi dan tidak bersikeras mau berteman dengannya. “Siapa wanita ini kak” Varrel melihat dibelakangnya Vivian yang selesai mandi, handuk masih terpasang di kepalanya. Varrel hanya diam. Vivian melihat tatapan mata Varrel ke diri Gisela, dan dia tau siapa wanita ini, karena ini pertama kalinya kakaknya membawa wanita di sini, karena Varrel terkenal sebagai pria yang tidak akan menyentuh wanita manapun semenjak meninggalnya Valentine, adiknya. “Dia mabuk, tolong kamu jaga, jika besok dia sudah bangun , berikan ini kepadanya dan tolong buat dia yakin kalo kamu ini wanitanya kakak” Varrel menyerahkan sapu tangan yang dulu digunakan Gisela untuk menutup lukanya. Varrel mencari Gisel hanya untuk memberikan sapu tangan ini, dia tidak menyangka kalo akhirnya akan seperti ini. “Kenapa? Aku bukan wanitanya kakak dan aku lihat wanita ini sepertinya suka dengan kakak” “Kakak tidak pantas buat wanita sebaik dan selugu dia, masa depannya sebagai ballerina jangan panjang dan kakak tidak mau dia meninggalkan itu demi kakak” Vivian tau kalo kakaknya ini juga tertarik dengan wanita ini. “Oke kak, Vi akan membantu kakak” balas Vi. Ya wanita ini terlihat baik dan Vivian tidak mau nantinya dia merasa terluka. **** Gisela Pov Aku terbangun ketika merasakan silau matahari yang masuk. Aku melihat ruangan yang terlihat asing dimatanya, ini bukan kamarnya. Aku melihat badanku, baju masih terlihat utuh dan itu berarti Vabian tidak menyentuhku. “Pagi Nona” terlihat wanita muda masuk kekamar dan ditangannya terlihat memegang piring dan gelas, wanita muda itu hanya mengenakan kemeja kebesaran tanpa celana, sangat cantik dan muda. “Siapa kamu” Tanyaku “aku disuruh kak Va mengantar ini buat kamu” wanita itu meletakkan sepiring nasi goreng dan s**u putih. “Vabian mana?” tanyaku dan mencari keberadaan Vabian. “Di kamar sebelah, biasa tadi malam kami… ya gitu deh, jadi dia kelelahan dan tertidur” Aku merasakan sakit mendengar kata – kata wanita ini. Vabian tega membawa wanita lain kesini sedangkan aku berada disini juga. “Aku tidak lapar, aku mau pulang saja” aku merapikan rambutku, aku tidak mau terlihat lemah di depan wanita ini. “Tidak… bukannya aku tau Vabian laki – laki seperti itu, kalo aku menyerah seperti ini, aku hanya akan menjadi Gisela wanita lugu dan baik” kataku dalam hati dan aku menghentikan langkahku. “Ah… kita belum kenalan, nama aku Gisel, nama kamu siapa?” “Vivian, panggil aja Vi” “Baiklah Vi, Vabian dimana?” Vivian menunjuk kamar sebelah dan aku keluar dari kamar ini dan melangkah menuju kamar sebelah. Aku melihat Vabian sedang duduk di sofa dengan Koran di tangannya. “cara kamu ini tidak akan membuat aku menyerah menjadi teman kamu Vabian, walau kamu membawa sepuluh wanita sekalipun atau b******a sekalipun di depan mataku, aku akan tetap berusaha membuat kamu menerimaku sebagai teman” ya ampun Gisela, kok bisa kamu mengeluarkan kata – kata itu. Setelah mengetakan itu aku berlari keluar dan memukul kepalaku yang sudah gila ini. “Gisel bodoh, kenapa jadi segila ini” ****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN