Sean duduk terdiam di sofa malas yang ada di ruang santai apartemennya. Dia memijat kepalanya yang sedikit berdenyut sejak sore tadi. Tumpukan pekerjaan membuat Sean sedikit mual hari ini. Dia bahkan sampai tidak selera makan karena ada beberapa masalah di proyek yang sedang dia tangani. “Aku butuh pelampiasan,” ucap Sean sambil meraih ponsel yang ada si sampingnya. Sean segera menekan panggilan cepat untuk memanggil asisten pribadinya yang selalu setia kepadanya. Sean menyandarkan kepalanya sambil menunggu sambungan teleponnya terhubung. “Selamat malam, Pak,” sahut Bima di seberang sana. “Bima, carikan aku perempuan. Aku tunggu di hotel biasanya,” perintah Sean yang segera mematikan ponselnya. Sean segera mengambil jaket mahal miliknya yang ada di lemari bajunya. Dia juga meraih kun