“Se—serius kamu, Ell?” tanya Vira kaget dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ellena yang masih syok dengan kenyataan yang baru saja dia sadari itu langsung ambruk di atas karpet kamarnya. Dia terduduk lemas karena kakinya tidak mampu menahan bobot tubuhnya sendiri. Tubuh Ellena menjadi lebih lemas dan tidak bersemangat lagi. Entah mengapa, kini bayangan suram sudah mulai menghiasi pikirannya yang tadinya penuh dengan mimpi indah. Melihat Ellena duduk lemas bahkan kini mulai menangis, Vira yang tadinya duduk di atas tempat tidur pun langsung turun dan memeluk Ellena. Dia tidak tega melihat sahabat baiknya itu yabg seharusnya sedang bahagia, kini malah diuji lagi dengan cobaan yang lebih besar lagi. Vira sangat mengerti, bagaimana perasaan Ellena saat ini. Hati sahabatnya itu pasti