“Pak Sean!” Ellena membentak Sean lagi dan mencoba melepaskan diri dari pria itu. Dia memang sudah bertekat untuk tidak lagi tunduk pada Sean yang selama ini selalu dengan leluasa memaksakan diri kepadanya. Mendengar bentakan Ellena, Sean menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Ellena. Dia semakin menguatkan genggaman tangannya di pergelangan tangan Ellena, agar wanita itu tidak lepas darinya. “Apa?” tanya Sean dengan suara pelan. “Lepasin saya, Pak. Saya gak mau pergi sama, Bapak,” tegas Ellena. “Aku gak terima penolakan, Ell.” “Saya tetap gak mau!” Sean menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya. Dia tidak ingin emosinya naik, apa lagi saat ini Ellena sedang sakit. Sean ingin memainkan sedikit taktik halus untuk tetap membawa Ellena pergi. “Sorry, Ell. Kali ini kamu harus