Semua sudah duduk di tempat masing-masing, Sahda di temani oleh Daud yang duduk di samping kirinya dan seorang pengacara yang sangat mahal yang sudah di sewa Daud itu duduk di samping kanan Sahda. Fathur pun duduk di samping sebrang Sahda, ia di temani pengacara yang juga teman nya sendiri. Air mata nya membasahi mata indah Fathur, ia tak kuasa menahan kesedihan kala menatap wajah Sahda yang terlihat santai saat di dalam ruang persidangan. Tak hanya pengacara, di belakang sana, sosok Sahra pun duduk menyaksikan jalannya persidangan. Ia duduk tanpa merasa canggung dan berdosa, dengan memakai sebuah kacamata, Sahra terlihat serius menyaksikan jalan nya sidang cerai di antara Fathur dan Sahda. Hakim pun memberi ketukan pada palunya, “Hadirin yang terhormat, di mohon untuk tidak berisik.” u

