Malam itu mereka menunggu kepastian nasib yang Sahra miliki, Dokter pun belum keluar dari dalam ruangan Operasi. Walaupun Sahda dan pihak keluarga lainnya mendengar suara tangisan bayi mungil dari dalam, Sahda sendiri merasa sangat khawatir dengan keadaan adiknya. “Ini sudah tiga puluh menit berlalu, mengapa dokter belum juga keluar?” tanya Sahda pada Dendi. “Sabarlah sayang, mungkin masih banyak yang harus dokter lakukan.” jawab Dendi sembari tetap memeluk tubuh istrinya, wajah Khawatir dari Sahda pun di tatap lekat oleh suami yang sangat mencintainya. Sahda balik menatap wajah Dendi, “Maafkan aku,” ucap Sahda pelan, ia memeluk tubuh suaminya. Rasanya sudah tak ada lagi rasa canggung dalam diri Sahda saat menunjukkan bahasa tubuhnya itu, bahkan di hadapan Una maupun Daud. “Minta maaf

