Lily merasakan tubuhnya panas, napasnya tersengal, dan detak jantungnya memburu. Tangannya masih menempel di d**a Ethan, bibirnya merasakan sentuhan yang hangat dan lembut. Suasana malam, lampu redup, aroma parfum pria itu—semua terasa nyata. Ia menutup mata, tenggelam dalam sensasi yang membanjiri setiap sarafnya. Tangan Ethan menelusuri pinggangnya, menariknya lebih dekat, sementara bibirnya menutup mulut Lily dalam ciuman yang dalam dan menuntut. Lidah mereka saling menjelajahi, tubuh mereka menempel, seakan dunia hanya milik mereka berdua. “Lily… jangan…,” bisik Ethan di telinganya, suaranya serak tapi penuh hasrat. Lily menahan desah, tubuhnya gemetar di bawah sentuhan pria itu. Setiap gerakan, setiap ciuman, membakar seluruh ketegangan yang telah terpendam berhari-hari. Ia menyera