"Ya sudah, Sayang. Kamu pulang bersama Nak Qidam saja. Mama dan Papa pulang duluan ya, tapi ingat langsung pulang, jangan kemana-mana lagi," pesan Vina kepada putrinya. Jihan hanya bisa mengangguk pasrah, karena tidak mungkin ia membantah perkataan mamanya di hadapan orang banyak. "Kamu juga, Dam. Bawa mobilnya hati-hati, jangan ngebut-ngebut." Maysa pun ikut berpesan kepada putranya. Sementara Qidam, ia juga hanya menjawab dengan anggukan kepala. Selepas kepergian kedua orang tua mereka, Qidam pun segera berjalan menuju mobil. Diikuti Jihan dari belakang. Ada perasaan canggung di hati mereka berdua, Karena mereka masih tidak percaya, tentang takdir Tuhan mempertemukan mereka lagi, lewat perjodohan. Saat sedang mengendarai mobil, tidak memberhentikan mobilnya di tepi jalan. Melihat h