"Chika." Devin yang hendak pergi menjadi urung, ia kembali memandangi gadis di depannya. Saat gadis yang baru saja menyebutkan namanya Chika itu mengangkat wajahnya untuk menatapnya. Membuat ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menghela napas berat. "Pergi lah." Ucapnya sebelum kemudian berlalu dari hadapan Chika, kembali menghampiri anaknya yang sekarang sudah tidur telungkup tengah memandangi nya. Ia mengambil anaknya kedalam gendongan. Kemudian kembali menoleh pada Chika yang masih berdiri di sana, menatapnya. "Kamu, kalau mau mati jangan disini." Kata Devin sedikit berseru karena jarak mereka lumayan jauh. "Cari gedung yang lebih tinggi. Kalau kamu lompat di sini, kamu belum tentu mati. Paling cuma patah-patah. Dan itu akan semakin ngebuat kamu tidak berguna di hid