Harja mengangguk lemah, menyadari situasi yang dihadapinya yang sangat tidak mudah, hingga membuat pikirannya tidak terarah. Dalam hati dia membenarkan kata-kata Razak untuk tidak menyalahkan keadaan. Razak dan Tirta tetap memberi dukungan kepada Harja bahwa dia bisa melewati masa-masa sulitnya. Harja pamit dari kantor Tirta setelah menyepakati uang yang ditawarkan Tirta. Dia terlihat sangat lega, yakin istrinya bisa segera ke luar dari rumah sakit dan kembali sembuh dan beraktivitas seperti biasa. Lebih lega lagi saat mendapatkan izin tidak masuk kantor selama mengurusi istri dan anaknya. “Nindya memeletmu? Menyantet Puspa? Astaga, ada apa dengan pikiran dia. Kacau sekali setelah menikahi gadis muda,” ujar Razak setelah Harja pergi dari kantor Tirta. Dia tidak habis pikir dengan apa yan

