Jalan masuk menuju komplek rumah yang ditempati Tere dan Ello ditutup sejak sore. Sebuah lapangan volly yang ada didalam komplek tak ubahnya menjadi tempat parkir para tamu undangan. Tak hanya disana, karna sepanjang jalan komplek itu sudah dipenuhi oleh puluhan mobil mewah milik orang-orang yang tentu penting.
Ada beberapa aparat keamanan yang sengaja Jordi sewa untuk mengamankan acara yang akan berlangsung. Tepat didepan komplek, empat hansib dan dua polisi berdiri disana. Menghadang setiap pengendara yang hendak memasuki kompleks. Tanpa kartu undangan, siapa saja, tak akan bisa masuk kedalam.
“Kartu undangannya, pak.” Seorang hansib mengetuk kaca mobil milik Samuel yang ikut mengantri masuk kedalam komplek.
Samuel membuka sedikit kaca, lalu menyerahkan satu kartu undangan yang tadi
