“Pak, ke alamat ini ya.” Tere menyerahkan ponselnya. Pak sopir sedikit menoleh, menerima uluran ponsel Tere, lalu ngangguk. “Baik, non.” Sally melambaikan tangan dengan sedikit senyuman saat taxi yang membawa Tere melesat meninggalkannya. Sedangkan ia masih menunggu Naufal yang akan menjemput. Berkali-kali Tere membuang nafas yang terasa sangat berat. Pikirannya begitu tak tenang memikirkan Galih yang bisa saja berbuat macam-macam. Menjatuhkan tubuh ke sandaran kursi, memijat pelipis sambil merem dalam. ‘Apa yang harus aku lakukan?’ tanyanya dalam hati. ‘Aku nggak mungkin ke club malam sendirian. Bisa jadi Galih akan berbuat macam-macam sama aku.’ Pikirnya. Tere kembali menyalakan ponsel, mencari nomor Ello. Karna tak mungkin ia akan meminta tolong sama Erka. Bisa kembali ngamb