“Prol, aku mau urus neng Raisa.” Usai mengantar kepergian Ello, Samsudin kembali masuk dengan sedikit tergopoh. Kaprol menautkan kedua alis. “Neng Raisa?” meyakinkan yang ia dengar. “Ceritanya ntar.” Segera Samsudin berlari menuju ke toilet tempat ia menemukan Ello tadi. Sesampainya di toilet, Samsudin mengedarkan pandangan kesegala arah. mencari sosok gadis cantik yang tampilannya selalu berbeda dengan murid lain. Kembali melangkah, membuka setiap pintu toilet yang tertutup. Sembilan bilik itu, nihil! Raisa tak ada. Samsudin membuang nafas kasar. “Kabur pasti.” Ucap Samsudin lirih dengan kekesalan. Sementara Kaprol yang ingin kembali menutup pintu gerbang dikagetkan oleh mobil warna pink yang melaju cukup kencang. Tin! Tin! Tiiiin! Sedikit terlonjak, tapi segera kembali melebarkan